28/10/09

MEMBANGUN KAREKTER NASIONAL YANG BERDASARKAN DENGAN SEMANGAT BAHARI DAN KONSEP MANUGGALING KAWULO GUSTI

Indonesia Negara bahari dan Negara berpenduduk muslim terpadat di dunia, yang menyimpan sejuta potensi dan masalah. Sebuah Negara kepulauan yang terdiri dari berbagai macam suku-suku dan adat istiadat, yang kerap kali menimbulkan konflik yang diakibatkan oleh isu SARA. Sebuah bangsa yang telah kehilangan jiwa baharinya, saling menghargai dan semangat Nasionalismenya. Hal ini berlaku di hampir semua daerah wilayah Indonesia dan menjangkiti kaum muda dan orang tua. Tak terkecuali Surabaya, sebagi kota bahari dan metropolitan terbesar ke dua di Indonesia. Motto jales veva jaya mahe( di lauk kita jaya) telah di lupakan oleh para pemuda kota pahlawan ini. Surabaya yang dulu menjadi sebuah pusat penyebaran agama Islam(pusat ilmu pengetahuan) dan kota perdangan lautnya, kini mulai terkikis oleh mental daratan dan kemerosotan moral para pemudanya. Jiwa kepahlawanan yang diwariskan oleh para pejuang kota ini, kini telah terkikis dan diganti dengan jiwa kapitalis liberal.

Sebuah pengikisan karakter Surabaya dan Indonesia terus terjadi secara sistematis. Salah satu contoh: Penghilangan 2 pasar tradisonal yang merupakan icon kota Surabaya yang sangat terkenal, Pembangunan Jembatan Suramadu yang semakin memperkuat sebuah mind set bahwa kita adalah bangsa daratan, mengikis semangat kebahariaan. Hal ini diperparah dengan peran pendidikan formal yang hanya mengajarkan teori-teori barat, tapi lupa membangun karekter nasional dan moral para pemuda. Begitu juga orang tua seakan tidak peduli dengan hal ini.

Semangat bahari

Semangat bahari merupakan salah kunci untuk membangun karekter nasional bangsa Indonesia. Kita masih ingat bagaimana para nenek moyang kita dahulu begitu gagah dan menjadi pemenang bila berada di lautan. Hal ini dilambangkan dengan semboyan jales veva jaya mahe( di lauk kita jaya) dan lagu nenek moyangku seorang pelaut. Ciri-ciri dari masyarakat bahari adalah : 1. Mempunyai semangat yang kuat untuk bertahan hidup, 2. Kemampuan bekerjasama(team work) yang sangat bagus, 3. Kesetiakawanan dan kepedulian social yang tinggi terhadap sesama, 4. Bersikap dinamis dan suka terhadap tantangan. Dari keempat ciri diatas semua bersifat positif, tapi ciri yang kelima ini agak bersifat negatif yaitu Tidak mudah diatur( bandel). Ciri yang terakhir ini yang masih melekat terhadap bangsa ini dalam artian negatif.

Bagaimana cara menumbuhkan kembali semangat bahari diatas? Yang mulai dirombak adalah diri kita yang sudah mengetahui pentingnya semangat bahari, dengan memberikan contoh kepada adik-adik kita, putra-putri kita. Contoh yang dapat kita lakukan adalah: dengan meberikan wawasan bahari secara pelan-pelan dan berkelanjutan, entah dengan mengajak mereka ke laut, memutar film tentang laut atau berlayar.

Setelah itu sistem pendidikan formal harus dirombak. Tidak hanya menjejalkan teori-teori barat, tapi juga menanamkan semangat kelautan terhadap para siswanya. Mulai dari sekolah dasar sampai SMA. Dengan cara: 1. Para guru harus mempunyai semangat bahari, dan memberi contoh anak didiknya. 2. Mengadakan kunjungan ke tempat-tempat yang bisa menumbuhkan semangat bahari. 3. Melakukan observasi dan pengamatan terhadap tempat-tempat ekosistem kelautan di Surabaya, contoh: mengunjungi daerah Wonorejo tempat hutan mangrove dan ekosistem laut yang hampir punah. 4. Memberikan semangat dan dorongan ke pada para siswa betapa pentingnya semangat bahari, dengan cara: pemutaran film-film heorik kelautan, menyelipkan nasehat ditengah pelajaran tentang kelautan atau memberikan contoh pelajaran terkait dan dihubungkan dengan semangat kelautan. Memang kita tidak bisa ujuk-ujuk langsung merubah system pendidikan kita. Tapi hendaknya kita mulai perubahan secara kecil-kecilan dulu tapi berkelanjutan.

Para pemuka Agama, baik Kyai, Gus, Ustad, Pendeta, Brahmana, pastor serta pemimpin adapt/sesepuh kampong harus turut serta menanamkam semangat bahari terhadap Jama-ahnya, masyarakatnya dan lebih penting kaum mudanya. Coba di setiap ceramah agama diselingi Khotbah rasa cinta tanah air, rasa cinta kelautan pasti akan terasa efeknya meskipun kecil, dan kalau dilakukan secara terus-menerus, kemungkinan besar akan menjadi sesuatu yang bereffek besar.

Pemerintah sangat ikut andil dalam penurunan mental semangat bahari warga Surabaya. Kenapa? Karena atas ijin pemerintahlah penghilangan identitas-identitas rasa cinta tanah air dan semangat bahari terjadi. Seperti yang saya uraikan diatas, terutama dinas pendidikan yang menyusun sebuah kurikulum pendidikan termasuk yang paling besar kontribusinya terhadap hal ini, Bagaimana tidak para siswa dan guru dipaksa untuk mengikuti peraturun kurikulum yang telah ditetapkan dan tidak pro-terhadap jati diri bangsa Indonesia.

Untuk itulah saya harapkan pemerintah memperbaiki hal ini dengan cara sebagai berikut: 1. Merancang kembali tata kota yang berwawasan bahari secara perlahan-lahan, jangan hanya dilihat dari sisi ekonomi saja, dari sisi social, budaya dan jati diri kota Surabaya juga harus diperhatikan. 2. Pemkot bekerja sama dengan pemkot/pemkab kota lain bersama-sama menanggulangi pencemaran sungai Berantas, karena apa? Sungai berantas merupakan sungai terbesar di Jawa timur. Dan melewati 4 kabupaten/kotamadya. Jika tidak ada koordinasi dengan pemerintah daerah lainnya, maka penanggulangan pencemaran sungai brantas tidak akan berjalan maksimal bahkan kemungkinan gagal sangat besar. Dan ini akan berdampak sangat buruk pada ekosistem sungai, pantai dan laut. Itu dari sisi lingkungan, dari sisi ekonomi, para petambak, nelayan akan mendapatkan penghasilan yang semakin turun. Dampak yang lebih besar lagi kita akan kekurangan pasokan bahan makanan berkualitas. Karena kekurangan pasokan bahan makanan, kita import pada Negara lain, ini akan menjadi ironi di negeri bahari. Dari sosialnya, jika ini terjadi maka sektor perikanan/kelautan didaerah Surabaya akan semakin tidak diminati. Dengan begitu semangat bahari akan luntur dengan sendirinya. 3. Merumuskan peraturan baru tentang daerah konservasi dan resapan air. Karena pembangunan perumahan dan pusat bisnis yang tidak mengindahkan lingkungan telah turut menjadi penyebab mengapa semangat bahari orang Surabaya menurun. Kita lihat di kawasan kenjeran, keputih, dimana daerah resapan air dan penghasil laut dan tambak semakin berkurang. Daerah yang dulu menjadi pusat nelayan pesisir dan petani tambak, kini hampir hilang disebabkan oleh semakin genjarnya pembangunan perumahan kawasan elite.

Kalau hanya melihat bagaimana mempercepat pertumbuhan ekonomi saja, memang hal diatas merupakan jalan pintasnya. Tapi resiko yang ditanggung juga sangat besar yaitu sebuah penghancuran nilai asli masyarakat Surabaya. Untuk itulah saya berharap pemkot, pemprov dan pemerintah pusat tidak hanya terpaku pada laju pertumbuhan ekonomi saja, tapi juga harus dipikirkan bagaimana mereduksi kesenjangan social yang ada(distribusi pendapatan) dan mempertahankan semangat bahari bagi masyarakat Surabaya khususnya dan bagi masyarakat Indonesia pada umumnya.

Konsep Manunggaling Kawulo Gusti

Selain kehilangan semangat bahari, masyarakat Surabaya juga telah lama mengalami sebuah degradasi moral. Sebuah gaya hidup westernisasi yang kebablasan, mabuk-mabukan, pencurian, menurunya kepedulian antar sesama dan semangat bahwa kelompoknya paling benar telah melemahkan rasa kebersamaan dan nasionalisme sebagian besar warga Surabaya. Sebuah contoh dari penurunan moral warga Surabaya adalah: Pengobrakan pkl di depan delta yang berujung kematian pada seorang balita, dikarenakan tersiram air kuah bakso. Masak, sebuah penggusuran harus di tebus oleh sebuah nyawa seorang balita? Ini benar-benar sebuah ironi dan menandakan sebuah mentalitas yang bobrok dari aparat pemerintah. Contoh lain lagi: seorang siswi SMKN 8 Surabaya mengalami kejadian kehamilan di luar nikah, dan peristiwa itu terjadi pada saat mau mendekati ujian uan 2009.

Dari dua contoh diatas kita melihat sejauh apa sebuah penurunan moral masyarakat Surabaya. Sungguh sebuah ironi, sebuah Negara muslim terbesar di dunia, masyrakat pemeluknya banyak yang melakukan tindakan amoral. Inikah sebuah perilaku yang mencerminkan pemeluk agama Islam? Bukan. Lalu siapa yang salah? ajaran Agamanya? Bukan. Yang salah adalah sebuah konsep pemahan tentang agama Islam yang di pandang hanya sebagai konsep ritual, tanpa pemaknaan lebih dalam. Ritual agama hanya sebuah input yang out-putnya adalah perbuatan baik. Pendidikan sekarang hanya mengajarkan pentingnya penggunaan akal tanpa mementingkan kesadaran tentang siapa yang menciptakan akal ini. Maka yang terjadi adalah adanya kesenjangan/gap antara kaum terpelajar dan masyarakat biasa. Dimana sebagian besar kaum terpelajar merasa derajat mereka lebih tinggi dari masyarakat biasa. Dan apa yang terjadi? Kemerosotan morallah out-put dari semua itu.

Disinilah konsep Manunggaling Kawulo Gusti yang di utarakan Syeh Siti Jenar, akan saya coba kemukakan untuk menjadi salah satu alternatif, guna mengembalikan cara hidup yang benar yaitu cara hidup diingini oleh Allah SWT. Ajaran Manunggaling Kawulo Gusti memiliki dua dimensi yaitu: Teologis dan Sosiologis. Dimensi teologis membawa kita keluar dari pandangan yang menjadikan materialisme sebagai pijakan berpikir. Dimensi sosiologis membawa kita pada pemahaman bahwa perbedaan adalah sebuah rahmat yang diberikan oleh Gusti Allah kepada kita. Sehingga terbentuklah sikap saling menghargai dan menyayangi. Dan konsep inilah yang dipakai oleh para founding father Negara Indonesia dalam merumuskan pancasila dan ditutup kalimat Bhineka Tunggal Ika.

Dalam Negara sebuah jika konsep ini digunakan seorang pemimpin dan elite politik(Gusti) harus benar-benar bisa memahami kehendak kawulo(rakyat). Inilah sebenarnya sebuah makna demokrasi Islam, yaitu: seorang penguasa adalah abdi rakyat dan merupakan manisfestasi dari kehendak rakyat. Dalam konsep keIndonesian hal ini diwujudkan dengan pancasila dengan ke lima silanya.

Penutup

Warga Surabaya harus kembali pada semangat bahari dan menerapkan konsep Manunggaling kawulo Gusti yang berlaku secara universal. Maksud saya disini bukan pada tata letak satu agama yang diagungkan. Tapi konsep ini dipandang sebagai konsep teologis dan sosiologis yang merupakan fitrah manusia. Jadi mau agama Islam, Kristen, Budha, Hindu, Katolik dan Khonghuucu, Insya Allah bisa menerimanya.

Dengan kembalinya semangat bahari yang pantang menyerah. Surabaya akan kembali Berjaya. Semangat untuk bekerjasama dan mental pantang menyerah akan membuat warga Surabaya bersatu padu dalam menghadapi tantangan-tantangan masa depan. Terutama dalam mengolah dan menjaga kekayaan laut Indonesia. Sehingga diharapkan seluruh masyarakat Indonesia sejahtera.

Dengan diterapkan konsep manunggaling kawulo gusti dalam tataran teologis dan sosiologis, tidak di monopoli oleh satu agama. Diharapkan warga Surabaya yang plural, kembali menjabat erat saudara sebangsa dan setanah air. Sehingga terbentuklah masyarakat yang berbhineka tunggal ika. Karena perbedaan adalah rahmat yang di berikan oleh gusti Allah. Dan diharapkan hal ini menyebar ke seluruh penjuru nusantara. Sehingga tidak ada lagi kata, saya lebih baik, lebih benar dan lebih tahu dari pada kamu. Karena kebenaran sejati hanya dipunyai oleh sing gawe urip.

Penulis sadar konsep diatas diatas sangat sulit diterapkan. Tapi kalau konsep itu diterapkan secara benar, Insya Allah nasionalisme akan tumbuh dengan sendiri. Dan bagi penguasa, di harapkan ingat akan kebutuhan rakyatnya. Karena konsep ini adalah kemanunggalan gusti( pemimpin/President) terhadap kawulo(rakyat). Jadi Manunggaling Kawulo gusti adalah, Gusti di harapkan menjalankan keinginan rakyat, bukan di balik.

Dengan sadarnya siapa diri kita, penulis berharap kerusakan moral yang telah melanda negeri ini bisa dikurangi. Sehingga terciptalah masyarakat adil dan makmur. Atau kalau konsep Islam adalah di bumikannya Islam yang rahmatan lil alamin. Dan penulis berharap Semoga kaum muda dan seluruh rakyat Indonesia sadar akan fitrahnya sebagi hamba Allah dan sebagi rakyat Indonesia seutuhnya. Dan saya sangat berharap Indonesia kita bisa berjaya dan mampu memberikan keadilan, kemakmuran dan perlindungan bagi segenap rakyatnya.

22/10/09

Selamat Kepada SBY-Boediono

Selasa, 20-10-2009 lalu, Negara tercinta kita, mempunyai hajatan besar yaitu pelantikan President dan Wakil President terpilih pemilu 2009. Ngedobos.blogspot.com mengucapkan Selamat atas pelantikan Bapak-bapak yang terhormat. Bawahlah Negara Indonesia menjadi negara yang lebih baik. Banyak permasalahan yang belum terselesaikan didalam bangsa ini, Mulai kasus Korupsi sampai masalah pembangunan yang tidak merata. Saya berharap terutama sekali pada Bapak Boediono, jangan terlalu banyak menggunakan instrument moneter untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Sudah jelas, permainan instrument moneter hanya dimainkan oleh orang-orang kaya saja. tanpa menyentuh saudara-saudara kita yang tidak mengerti apa itu obligasi, sun dan saham. Untuk bapak President yang terhormat, tolong perkuat angkatan bersenjata kita dan lebih memanfaatkan potensi laut kita dan kelola dengan kekuatan sendiri. Untuk Beliau berdua yang terheormat, Tolong batasi foreign direct investment, terutama pada sektor-sektor yang menguasai hajat hidup orang banyak. Dan mendesak para MNC supaya mau mengalaih teknologikan atau share teknologi kepada bangsa kita. Semoga Kepemimpinan Bapak berdua menjadikan bangsa ini lebih makmur untuk semua lapisan masyrakat. Semoga...semoga..semoga. Kabulkanlah doa saya Ya ALLAH.

03/10/09

INDONESIAN TURNING CRYING

earth quake disaster in Padang 30 September 2009, more the more make my country lovely very very sorrow. End not one bad news, to add bad news other. The great nation moslem people in the world. The religion of truth and holy. But why? Indonesian people not come back to Almighty(Gusti Allah). Coruption, well money corruption, Mind corruption, Pray Corruption, Science corupption and the other coruptiun. This my country full coruptiun. Iam saded in condition my lovely country. bumi pertiwi crying again look to people-people that to side in the land Indonesian. how many coution? How many disaster? How many Scrifice people again? Make to wealth of nation building to all people. My friends, My collegues in Indonesian, Here back again in Allah Swt. because he is a owner all of life in alam semesta. I Hope disaster in Indonesian to stopped. and I hope my friends that to be attched earth queke disaster, gived strongly in her heart. amin