14/06/09

Economic Growth Is Not Important

Wah, judul yang sangat menyimpang dari pemberitaan yang ada di media-media. Ya benarmenurutku berpijak dari teori dan data aku berkesimpulan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah sesuatu yang tidakterlalu penting, Makin ngawur aja Ngedobos ini. yuk kita ngedobosin masalah ini. tahun 1970-an,beberapa negara-negara di dunia bahasa kerennya some the country of the world mulai bimbangdan tidak lagi meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi sebagai tujuan utama kemajuan negara mereka. Bagi mereka yang paling penting adalah sebuah kualitas hidup. Terinspirasi pada sebuah buku yang berjudul the limit`s of growth. Dibawah naungan club of rome dengan konteks pemikiran D.Ricardho dan T. Malthus dengan dismal sciencenya. Buku ini laris seperti nasi goreng. Masalah utama GNP/GDP yang identik dengan pertumbuhan yang tinggi tidak selalu berbanding lurus dengan pengurangan pengangguran dan pemerataan pendapatan. Bahkan jika dihitung secara rill pertumbuhsn ekonomi selalu berbanding terbalik dengan kulitas hidup masyarakat. Ayo kita pereteli satu-satu kenapa bisa begitu? 1. Si A dan B mempunyai pendaptan misalnya 1 juta. Maka perhitungan GNP/GDP akan memasukkan keduanya tanpa memperhatikan dari mana asalnya pendaptan tersbut. Bisa jadi si A mendapatkannya dari bekerja keras dan Si B ongkang-ongkang kaki mendapat bunga dari Bank Ck...Ck....Ck luar biiinnnnaaaasssaaaaa. 2. Pertumbuhan ekonomi akan cepat jika dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar, kenapa? karena efect pengganda dan trickle downnya begitu besar, itulah yang dikatakan ekonom. Kenyataannya? jauh sekali. Kita kembali pada prinsip ekonomi nomer delapan dengan sedikit tambahan bahwa kemajuan perekonomian suatu negara bisa dilihat dari jumlah barang dan jasa yang diproduksi oleh negara tersebut. saya tambahkan yang produk asli yang diproduksi oleh rakyat negara tersebut. 3. dalam buku Todaro hal 170-172dijelaskan tipologipertumbuhan sektor tradisonal ternyata mempunyai manfaat utama pertumbuhan. Yakni kenaikan pendapatan justru menyebar secara lebih merata ke berbagai sektor ekonomi. 4. data empiris Todaro (1993) Indonesia memiliki GDP 730/kapita dengan penguasaan 20% menguasai 0,6 dan rasio gini(1980) 0,31. 5. Coba kitaumpamakan penduduk di bagi dalam 5 kelompokm dengan masing-masing menrima 5%,9%,22% dan 51%dari total GDP. maka secaramatematis bisa kita rumuskan G= w1g1+w2g2+w3g3+w4g4+w5g5. G= Indeks tertimbang pertumbuhan, g1=tingkat pertumbuhan pendapatan kelompok1, w1= tingkat kesejahteraan kelompok 1. padakeadaan eksterm, yakni bila semua pendapatan hanya diterima oleh satu oran/ satu kelompok yangbagian pendapatannya serta porsinya dalam kalkulasi GNP paling tinggi, maka persamaan diatas bisa ditulis G=0g1+0g2+0g3+0g4+1.0g5=1.0g5. Silakan pembaca sendiri yang menerjemahkan. dengan demikian jelaslah seluruh kenaikan tingkatan kesejahteraan sosial di dalam kalkulasi GNP/GDP semata-mata bersumber dari pendapatan yang diterima oleh kelompok kelima. Kmebali ke rumus diatas dengan memasukkan angka yang sudah ada. G=0.05g1 + 0.09g2 + 0.13g3 + 0.22g4 + 0.51g5. Kita asumsikan pertumbuhan pendapatan bagi golongan bawah nol dan pendapatan 40% sisanya penduduk yang paling kaya mengalami peningkatan sebesar 10% maka persamaan diatas kita masukkan G = 0.05(0) + 0.09(0) + 0.13(0) + 0.22(0.10) + 0.51 (0.10) = 0.073 atau 7.3%. Itu jika menggunakan perhitungan GNP jika GDP? bisa dibayangkan. Akhir kata masihkah kita mendewakan pertumbuhan ekonomi? baik 7%, 8%, 13%. HMM... okey sampai disini dulu Ngedobosnya, biasa kritik, hinaan, cacian kirimkan ke sini ya.

Tidak ada komentar: