02/04/10

KEBUN BINATANG DAN KEBUN BIBIT IKON WISATA, FILTER UDARA DAN ENVIRONMENT EDUCATION KOTA SURABAYA

Kebun binatang Surabaya pernah menjadi kebanggan kota Surabaya pada dekade 90-an. Tempatnya yang rindang, bersih dan menyenangkan. Dengan satwa-satwa liar yang indah dan eksotis. Masa kecil penulis sering diajak berlibur oleh keluarga mengunjungi tempat tersebut. Dalam memori masa kecil penulis, kebun binatang adalah tempat yang indah, tempat untuk menghilangkan strees yang melanda dan tempat untuk pembelanjaran tentang satwa liar. Dari sanalah penulis tertarik akan kehidupan satwa liar dan banyak mendapatkan pengetahuan tentang mereka. Disana penulis mendengarkan petugas menjelaskan tentang kehidupan dan tingkah laku mereka sambil melihat dan berinteraksi langsung dengan satwa liar yang berada di kebun binatang Surabaya.
Cerita diatas hanyalah kisah masa lalu yang masih tersimpan didalam memory penulis. Saat ini hal-hal indah diatas sudah berubah menjadi hal-hal yang menyedihkan. Kesehatan satwa tidak diperhatikan, kebersihan lokasi kebun binatang dan pertikaian didalam tubuh manajemennya menyebabkan kebun binatang Surabaya kehilangan jati diri dan fungsinya. Sangat disayangkan jika ikon Surabaya yang mempunyai banyak manfaatnya ini harus mati kehabisan napas. Sungguh sangat ironis.
Surabaya merupakan kota yang sarat dengan sejarah, masalah dan keunggulan. Kota yang sudah memainkan perannya didalam percaturan sejarah Indonesia beratus-ratus tahun yang lalu. Bisa dikatakan Surabaya adalah titik penting didalam aspek sosial, ekonomi, pendidikan dan lingkungan di Indonesia. Selain kebun binatang, Surabaya mempunyai satu ikon penting lain yang memenui tiga aspek diatas ( pendikan lingkungan, icon wisata dan paru-paru kota) tempat apakah itu? Ya, kebun bibit merupakan tempat yang bisa dikembangkan dalam memenuhi unsur ketiga aspek diatas. Lagi-lagi kita flesh back kebelakang, kebun bibit didirikan memang agar berfungsi sebagai filter dari udara kotor yang ada di Surabaya. Jika menurut ilmu lingkungan paling tidak pemunuhan Ruang terbuka hijau(RTH) minimal 20% dari luas wilayah suatu kota. Nah berangkat dari pemikiran inilah kebun bibit didirikan sebagai paru-paru kota Surabaya.
Seiring berkembangnya waktu, Surabaya menjadi tempat bisnis yang sangat kondusif sehingga menarik minat invesrtor yang sangat banyak. Namun hukum alam tidak bisa ditolak, pembangunan ekonomi yang terus menerus tanpa mengindahkan lingkungan mengakibatkan kota Surabaya menjadi kota yang tidak layak dijadikan pemukiman. Jika pak Emil Salim mengatakan kelemahan terbesar dari sistem perekonomuian pasar adalah tidak memasukkannya nilai kegunaan pada barang yang tidak mempunyai harga. Inilah yang menyebabkan penurunan lingkungan dan dampaknya terjadi perubahan iklim dan cuaca.
Pembangunan ekonomi yang tanpa mengindahkan lingkungan membuat keberadaan kebun bibit terancam. Hal ini bisa kita lihat adanya keinginan dari PT Surya Inti Perkasa untuk menjadikan areal kebun bibit sebagai tempat bisnis. Yang akhirnya terjadilah tarik menarik antara pemkot Surabaya dengan Perusahaan tersebut. Dengan berpedoman pada perda kota Surabaya Nomor 7 tahun 2002 tentang RTH, maka secara otomatis ijin mendirikan usaha diatas kebun bibit dibatalkan. Atau istilah didalam hukum dapat dibatalkan demi hukum (voideble).

CUACA
Hampir seluruh perubahan cuaca dari hari-ke-hari disebabkan adanya sistem-sistem cuaca yang bergerak. Sistem-sistem ini terdiri dari pusaran (eddy) siklon dan antisiklon(Trewarthe,dkk. 1995). Di kawasan tropis sistem-sistem cuaca ini lebih lemah dan sering kali tidak dapat diungkapkan dengan jelas oleh pola-pola tekanan. Maka perubahan cuaca dari hari-ke-hari merupakan bagian integral yang merupakan sintesis dari peristiwa-peristiwa cuaca harian yang menentukan perubahan iklim. Maka berangkat dari sinilah bahwa iklim merupakan kumpulan dari peristiwa-peristiwa perubahan cuaca yang selalu berulang-ulang.
Kendali cuaca maupun iklim yang paling mendasar adalah pemanasan dan pendinginan yang tidak seimbang di bagian-bagian bumi yang berlainan. Inilah yang mengakibatkan perbedaan-perbedaan bentuk muka bumi, ada yang berbentuk hamparan es, hamparan salju, sabana, dan hutan tropis. Tapi perbedaan tersebut bisa berjalan seimbang dan saling mendukung antara satu dengan yang lain. Maha besar kuasamu Ya Allah.
Harmonisasi yang telah terbangun ini, dirusak oleh manusia dengan jalan memproduksi limbah gas rumah kaca yang sangat berlebihan. Yang akhirnya berpengaruh pada siklus perubahan-perubahan cuaca harian dan akhirnya berdampak pada perubahan iklim. Suatu kawasan yang mempunyai tekanan tinggi yang dipengaruhi oleh laut mengakibatkan tekanan udara mengalami stagnasi dan mendapatkan tekanan dari permukaan daratan.
Surabaya yang mempunyai banyak pabrik-pabrik dan jumlah kendaraan yang begitu besar menumpahkan gas buangnya ke udara. Karena tekanan udara dalam kondisi stagnan maka polusi udara secara teraratur meningkat. Dan pada akhirnya polusi udara akan terpusat dilapisan ionosfer. Dan akhirnya menumpuk sehingga merusak lapisan ozon. Hal ini bisa dikurangi dengan membangun ruang terbuka hijau guna mereduksi polusi udara, sehingga tidak menumpuk terlalu banyak di lapisan ionosfer.

Ekowisata
Ekowisata menawarkan sesuatu bentuk rekreasi yang memaduhkan unsur hiburan dengan kelestarian alam. Sehingga pengertian dari ekowisata adalah suatu konsep pengembangan pariwisata yang berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan alam dan budaya serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaannya(Dirawan,2003). Maka pengembangan konsep ini diharapkan mampu meningkatkan dua pilar hubungan yaitu: manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam. Sehingga mampu meningkatkan kualitas hubungan antar sesama manusia, meningkatkan kualitas lingkungan dan meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat sekitar.
Indonesia merupakan Negara yang mempunyai beragam biodervisitas makhluk hidup yang sungguh luar biasa. Dan kini hampir terancam punah dikarenakan kegiatan ekonomi yang tidak mengindahkan lingkungan. Salah satu cara mengerem laju kepunahan tersebut adalah menjadikan Kebun binatang dan kebun bibit sebagai arena penerapan ekowisata dan edukasi, agar masyarakat, pelajar dan mahasiswa terbuka wawasannya tentang makhluk hidup diluar manusia. Dua tempat ini hendaknya berspesialisasi terhadap dua hal yang berbeda. Seperti yang dikatakan ahli-ahli marketing yaitu diferensiasi produk. Konsep penggabungan ketiga pilar ini yaitu lingkungan hidup, wisata dan pendidikan pasti akan mempunyai dampak yang besar bagi generasi-generasi muda kota Surabaya. Ibarat pepatah satu kali mendayung dua-tiga pulau terlampaui. Maka pengolahan kebun bibit dan kebun binatang yang benar akan membuat delapan sembilan tujuan tercapai.

PENUTUP
Sebagai bangsa yang besar, dengan jumlah pemeluk Islam terbesar sedunia, sudah seharusnya umat Islam Indonesia memperhatikan tiga aspek diatas. Yaitu education, environment and economic. Islam dalam praktik rakhmatan lil’alamin tentu harus dapat menjawab tantangan itu(Mangunjaya,2005). Cara berpikir didalam bingkai keIslaman harus diubah. Kita tidak hanya bicara tentang halal dan haram atau Negara sekuler dan Negara Islam. Tapi memberikan teladan dan mempelopori gerakan untuk cinta lingkungan, memikirkan kesejahteraan umat dan mencerdaskan genersi penerus kita. Prinsip yang harus dipegang adalah kebersamaan tapi boleh beda. Sehingga tercipta generasi-generasi penerus bangsa Indonesia yang cerdas dan berakhalak mulia.
Umat manusia tidak akan bisa hidup tanpa adanya lingkungan, karena lingkungan diciptakan oleh gusti Allah sebagai penopang kehidupan manusia. Jika lingkungan rusak maka otomatis kehidupan manusia akan rusak. Tidak percaya? Salah satu bukti dari rusaknya lingkungan Surabaya adalah mudah marahnya orang-orang Surabaya. Kenapa orang-orang Surabay mudah marah? Karena Surabaya kekurangan oksigen, sehingga sel darah merah mengikat polutan-polutan yang berdampak pada psikis orang Surabaya. Bukankah kanjeng Rasul sudah Bersabda: dari Abu Hurairah r.a bahwah seorang telah berkata kepada kanjeng Rasulluah Saw: “ Berwasiatlah kepada saya!” Beliau bersabda: “Jangan Marah”. Maka beliau mengulang berkali-kali. Beliau mengatakn: “Jangan Marah”.( HR. Bukhari no 6116 dan Arbain Nawawiyah Hadist no16).
Maka mari umat Islam yang ada di Surabaya khususnya dan warga Surabaya secara umum yang masih memiliki rasa cinta terhadap Lingkungan dan Kota Surabaya kita wujudkan pembenahan ikon wisata Surabaya yaitu Kebun Binatang dan Kebun Bibit. Sehingga bisa menciptakan sedikit filter terhadap polusi udara yang menumpuk sehingga mengurangi rasa amarah warga kota Surabaya. Meningkatkan sedikit pendapatan dari warga Surabaya yang nanti bisa mengakibatkan multiplier efect yang positif dan sebagai sarana pembelajaran tentang lingkungan agar tercipta harmonisasi antara lingkungan dan manusia. Penulis tetap mengingatkan agar selalu MengAllahkan Allah, Memanusiakan-manusia dan Mengalamkan-alam. Wallahu A’lam

Tidak ada komentar: