13/05/09

Paradox Stren KaliJagir

Warga Surabaya dikejutkan sebuah peristiwa yang benar-benar sebuah mengunang paradox kota ini. ya penggusuran stren kali jagir, menyisakan berbagai macam pertanyaan dan berkecamuknya berbagai perasaan yang tertinggal. Minggu pagi tanggal 4 Mei 2009, warga stren kali jagir kehilangan tempat tinggalnya. Atas nama pembangunan dan keindahan kota demi terbentuknya konsep Green city. Pemkot menggusur stren kali Jagir dengan entengnya. Okey, ayo kita mulai ngedobosnya sambil ditemani segelas kopi hangat di pagi hari. Saya buka dengan analisis sudut pandang ekonomi, dengan sebuah pendekatan Teori Pembangunan Lewis.
TEORI PEMBANGUNAN LEWIS
William Arthur Lewis adalah seorang pemenang nobel ekonomi pada tahun 1979. Dengan teori pembangunnya. Secara garis besar teori bercerita tentang perubahan tansformasi struktural dengan model dua sektor. Jadi asumsinya negara terbelakang dan negara berkembang dalam perekonomiannya hanya mempunyai 2 sektor saja. Yaitu sektor pedesaan dengan pertaniannya dan sektor industri. Sektor pedesaan: Kelebihan penduduj di pedesaan, mengakibatkan produktivitas marjinal tenaga kerja sama dengan nol. Hal ini mengakibatkan terjadinya surplus tenaga kerja di Pedesaan begitu besar. Sektor Industri: pada sektor ini Lewos mengasumsikan sebagai tempat penampungan tenaga kerja dari masyarkat pedesaan akibat terjadinya surplus tenaga kerja tersebut. Yang perlu di perhtikan pada sektor ini adalah: Proses pengalihan tenaga kerja dari pertanian ke sektor industri bersifa elatis. Dengan begitu pertumbuhan out put industri sepenuhnya dipengaruhioleh tenaga kerja dan modal karena teknologi diasumsikan tetap. Akibatnya semakin berkembang sebuah industri menjadikan peningkatan penyerapan tenaga kerjadi sektor modern. Tapi laju kecepatan pertumbuhansektor ini tergantung pada tingkat investasi atau modal. Dan asumsinya seluruh keuntungannya diinvestasikan secara keseluruhan dengn tingkat upah yang konstan, tapi lebih besar dari tingkat upah sektor pertanian.
KOTA HIJAU (GREEN CITY)
Green city atau kota hijau adalah sebuah kota yang ramah lingkungan karena sudah bukan rahasia lagi ekosistem dikota-kota besar rusaknya sudah begitu parah. Hal ini disebabkan karena: 1. Penurunan lingkungan fisik yang kritis. 2. Masalah sosial dengan semakin banyaknya penduduk yang mendiami kota, otomatis kota menjdi padat dan terjadilah treath off dengan lingkungan. Dengan kata lain teknosistem dan sosiosistem telah mendesak ekosistem alamiah. Dengam se,akim meningkatnya suhu perkotaan dan terdesaknya lahan hijau perkotaan, maka terjadilah disenvironment kota. Menurut para ahli lingkungan, kebutuhan minimal hutan kota adalah 0.4 Ha. Dengan vegetasi berkayu dan tumbuhan non kayu. Maka dari itu taman kota yang dibangun harus memiliki 1. Pepohonan berkayu besar, 2. Hamparan rerumputan, 3. Tumbuhan perdu berbunga. Lingkungan perkotaan haruslah nyaman bagi siapa saja yang menempati. Dengan begitu konsep ini utlak di harus diterapkan. Sebagai pengatur jumlah polusi dan pencemaran serta sebagai daerah resapan air.
PARADOX STREN KALI JAGIR
Penggusuran warga stren kali jagir bisa dianalisis melalui dua teori diatas. Dengan sedikit mengubah asumsi teori Lewis tentang 2 sektor di perkotan, yakni sektor formal dan informal. Bisa kita lihat bahwa kebanyakan warga stren kali jagir merupakan pekerja sektor informal. yang begitu banyak menterap tenaga kerja. Jika itu dihilngkan maka? coba anda bayangkan. Dengan keinginan pemerintah yang inigin meningkatkan pertumbuhan ekonomi tapi tidak memperhatikan distribusi pendapatannya, bisahkah membuat sebuah kota yang baik bagi semua? Baik bagi sektor formal, baik bagi sektor informal, baik bagi rakyat kaya, baik bagi rakyat kecil, dn baik bagi linkungan. Dengan digusurnya stren kali Jagir akan dibangunlah taman/ hutan kota untuk membuat sebuah green city. Sebenarnya secara teori hal itu memang sangat baik sekali. Tapi jika melihat bahwa kota harus membuat mereka yang tinggal di dalamnya hrus merasa aman, nyaman dan tentram, entah itu manusia atau hewan dan tumbuhan. Maka benarkah pengguuran pemkot tersebut. Dari segi ekonomi terjadilah dualisme perekonomian, satu sisi mungkin saja mendtangkan investor, tapi disisi lain penindasan rakyat kecil. Dari segi lingkungan mungkin memperbaiki paru-paru kota, tapi disisi lain hancurnya kehidupan masyarakat kecil. Inilah sebuah paradox yang sengatmenarik bagi warga Surabaya. silakan para pembaca yang menafsirkan sendiri. Kritik, saran, cacian dan makian. silakan kirimkan ke sini. Okey tak terasa sudah lama kita ngedobos disini. dan kopi secangkir ini sudah habis. kapan=kapn kita ngedobos lagi dengan topik uang lain. Aku tak bayar kopi ambek internete.

Tidak ada komentar: