21/04/09

Tokoh-tokoh ekonoMI 1

Selama ini jarang sekalai kita mengenal akan adanya sejarah atau tokoh-tokoh di bidang ekonomi. Mungkin sebagian orang menganggap bahwa ekonomi adalah ilmu yang mudah di pelajari atao kalo bahasa sehari-hari disebut ilmu katon. Mungkin ada benarnya dan penulispun tidak menyalakan ppola pikir seperti ini. Dalam tulisan kali ini penulis akan mencoba melihat ilmu ekonomi ditinjau dari sudut pandang penulis, dengan mengenal lebih dulu para ahli atau tokoh-tokoh ekonomi dari jaman ke jaman. Oke lets begin tour the economic sains. Welcome of world history Economy sains.

The beginning, dalam literatur buku-buku yang penulis baca. Ilmu ekonomi dimulai dari pemikiran-pemikiran filsafat yunani. Dari mulai Socrates, Aristoteles, sampai kepada Plato dan juga dari Kitab suci (Bible pada waktu itu). Aristoteles sendiri menerangkan dalam bukunya, tentang nilai pakai dan nilai tukar. Dimana dalam salah satu contohnya ia menggunakan Sepasang sepatu yang dapat ditukar dan dipakai. Socrates menerangkan bahwa kegiatan ekonomi harus dilandasi oleh sebuah nilai etis/etika bisnis kalo jaman sekarang menyebutnya. Dimana beliaua menerangkan bahwa Perekonomian pasar(Laizer faire laizer passer) harus ditentang. dimana jika hal itu dibiarkan akan menjadi sebuah ekonomi yang mengeksploitasi, tanpa memandang adanya sebuah nilai etika. Sedangkan Plato menyatakan dalam pemikirannya, bahwa negara harus menyediakan fasilitas umum atau barang publik, yang di masa sekarang telah berkembang menjadi Ilmu ekonomi publik. Beliaua juga menentang adanya sistem bunga yang membuat perekonomian menjadi tidak efisien.
Jadi ahli ekonomi dahulu sejak awal telah menentang adanya bunga. Meskipun tidak bisa kita pungkiri kemajuan-kemajuan yang telah terjadi akibat hal ini. Tapi juga harus diingat bahwa pada jaman itu perhatian manusia masi berkisar pada pemenuhan kebutuhan primer. Yaag semakin berkembang ataudalam bahasa Belanda disebut verfijning derbehoeften (penghalusan kebutuhan).
William Felinear mengatakan dalam bukunya Modern Economic Analysis. ........To him the search for wisdom and for the understod ending of esential was the supreme virtue. Moderation (the avoidence of extremes) characteristed correct behavior in particial matters.
Jadi dalam segi apapun penggunaan bunga sangat merugikan perekonomian. Penulis akan mencoba melogikakan, Jika suattu negara mencetak uang sebanyak 1.000.000 dan di bagi-bagikan kepada para penduduknya dengan syarat bunga 2% saja. maka otomatis uang yang harus dikembalikan kepada negara sebesar 1.020.000. Dari mana kekurangan uang sebesar 20.000 itu?
Tapi dalam prespektif dunia modern, dimana bunga sudah menjadi sistem yang lazim, agaknya sangat sulit untuk menghilangkan hal ini. Penulispun belum memecahkan sebuah pertanyaan yang penulis buat sendiiri. Jika orang kredit sepeda motor dengan bunga 3%(misalnya) dan sepeda motor ini bukan dinuat untuk hal produktif. Bagaimana perusahaan menanggung kerugiana atas tertundanya pembayaran sepeda motor(tunai). jika Bunga dilarang? Untuk para pembaca silakan mengasih komentar, Baik solusi, Kritikan, Hinaan, cacian, sanjungan dan sebagainya. Nah sampai disini dulu. Biaya warnet bengkak nih. Sampai jumpa dilain kesempatan.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

1. Perusahaan harus menanggung kerugian secara sukarela dan lapang dada. Siapa suruh make sistem bunga segala?

2. Kalo bunga ditiadakan, aku akan segera pergi ke dealer motor buat beli motor secara kredit.

Merdeka!